Konsep dasar manajemen usaha restoran (1)

Usaha restoran mempunyai desain usaha yang unik, karena menggabungkan usaha dagang retail dan manufacture/home industri. Pada sebuah restoran, mempunyai proses bisnis, dari pembelian bahan-bahan olahan/produksi. Bahan olahan ini, bisa di simpan dalam stok bahan (terutama yang bahan awet), misal minyak, tepung dll, kecuali sayuran dan bahan sekali olah lainnya.

Uniknya disini adalah setelah makanan/masakan sudah siap saji, tidak mudah dalam penentuan stok/jumlah barang jualan. Sehingga monitoringnya tidak dimasukkan ke dalam database, cukup dilihat oleh pramu sajinya. Yang menjadi fokus adalah monitoring arus kas dari penjualannya.

Dalam usaha restoran, marketing via ”offline” baik melalui brosur, atau pun dari mulut ke mulut, adalah sangat dominan. Karena restoran dalam perkembangannya, tergantung citra rasa hasil olahan..meski sekarang juga menjual kenyamanan, dan segala yg terkait relaksasi/refreshing. Dalam kenyataan, usaha restoran menjadi terkenal lebih dikarena ”rekomendasi” dari mulut ke mulut. Jelas ini karena reputasi citra rasa dan yang menyertainya. Sehingga konsep marketing offline usaha restoran mempunyai alokasi dana untuk orang-orang yang bersedia mengiklankan dan mengajak orang lain berkunjung ke restoran. Dalam dunia pariwisata, restoran menempati urutan atas dalam pilihannya, mungkin sekarang dikenal dengan ”wisata kuliner”. Pariwisata mempunyai komponen berupa seorang pemandu wisata (guide) baik untuk turis lokal maupun manca dan juga sopir/driver suatu PO (perusahaan otobus), yang biasa menghentikan bisnya dalam perjalanan jarak jauh trayek AKAP (antar kota antar propinsi) di suatu restoran tertentu.


Kembali ke desain database....dari sedikit ulasan tentang usaha restoran dan hubungan dengan pariwisata, ternyata komponen database berupa guide dan driver merupakan komponen penting yang hampir selalu dilibatkan dalam transaksi penjualannya. Dan segala beban penjualan dikenakan ke pembeli..he3 (seperti yang saya alami baru-baru ini...
  makan soto ayam + jeruk anget = Rp 19.000

soto ayam 12.000
jeruk anget 7.000

rehat, isi perut di suatu resto jakarta/bogor – jogja via Pantura. Tepatnya di daerah Subang....lumayan mahal untuk ukuran standar.ha3)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monitoring Progress Proses dalam Digital Printing Advertising – Multi User (Sistem Titip)

Surat Perintah Kerja dalam Usaha Digital Printing

Manajemen Informasi Bengkel 02 – Otomatisasi penggajian komisi penjualan