membangun aplikasi 1- Aplikasi Layanan Monitoring Asset

-

bagi Anda yang pekerjaannya hobi(=kerja yang dilakukan dgn senang(hobi), pasti hasilnya memuaskan..he3) membuat suatu aplikasi sistem informasi,pastilah kenal dengan istilah normalisasi. Meski sadar ato tidak, paham ato tidak...kemampuan itu (membuat suatu tabel transaksi ga normal menjadi tabel2 normal yang memisahkan entitas satu dgn lainnya) akan terbentuk dengan sendirinya, apabila kita terbiasa membangun/membuat aplikasi sistem informasi.

kadang memahami normalisasi itu sendiri agak sulit,.tp seiring kita mempunyai basis pengetahuan suatu sistem informasi dan paham konsep relasi tabel, maka kemampuan normalisasi secara otomatis terbentuk ketika membuat aplkasi.

normalisasi dilakukan ketika menganalisa suatu berkas/laporan dari klien. Dari data/kolom yang terdapat pada berkas itu, kmd harus bisa dipisah-pisahkan berdasar entitas (objek data yang membedakan satu dengan lainnya).

contoh:(kalo ga ada gambaran tar krg jelas...he3)

------------------------------

no kasbon: 1209/1    tanggal : 010110

NIK          : 12051980

Nama       : Sungkono

                    membayar angsuran kasbon Rp 500.000,00

                    terbilang Lima ratus ribu rupiah

                   Penyetor                     Penerima

                  (Sungkono)                  (Wartinah)

--------------------------------------------

dari berkas nota penyetoran angsuran kasbon di atas, dapat "dibaca" bahwa karyawan yang bernama Sungkono membayar angsuran kasbon sebesar 500 ribu pd tanggal 01 jan 10yang diterima olehWartinah(sbg kasir/bendahara)

kmd diuraikan berdasar entitas...

1. entitas Karyawan

2. entitas angsuranKasbon

dari entitas ini dijabarkan atribut yang menyertai entitas itu,dan hubungan nyatanya, yaitu Karyawan membayar angsuranKasbon, artiya gunakan NIK sbg kolom penghubung

karyawan, mempunyai atribut NIK : Nama, alamat, jabatan, saldo_piutang

angsuranKasbon,mempunyai atribut: tanggal,angsuranKasbon,NIK, nilai_angsuran, pencatat

dan buatlah antarmuka untuk transaksinya...mudah kan...he3

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monitoring Progress Proses dalam Digital Printing Advertising – Multi User (Sistem Titip)

-
Gambar
Untuk usaha Digital Printing yang sudah mempunyai setidaknya 2 staf desain/produksi. Maka perlu kiranya menggunakan aplikasi ini, untuk memudahkan monitoring progress prosesnya. Dalam sistem ini, tidak ada suatu SPK ( surat perintah kerja ), yang dibuat oleh admin kepada staf tertentu. Pertimbangan antara lain: 1. Tidak ada pilih kasih terkait penunjukan pengerjaan order ( asas keadilan ) 2. Memacu kerja efektif dan produktifitas. Dalam modul order akan ditentukan bahwa item order yang masuk, membutuhkan desain dan atau produksi atau tidak.
Baca selengkapnya

Surat Perintah Kerja dalam Usaha Digital Printing

-
Gambar
Usaha digital printing, mempunyai prinsip yang sama dengan usaha retail lainnya. Akan tetapi mempunyai perbedaan, yaitu (umunya) tidak ada barang yang dijual secara langsung, melainkan diproses terlebih dahulu. Di usaha digital printing, setiap order yang diterima, mempunyai alur untuk didelegasikan kepada staf. Artinya, ada staf yang bertugas untuk mengerjakan order tersebut. Pada sistem kasir digital printing, perlu adanya cetak Surat Perintah Kerja (SPK). SPK ini sebagai acuan untuk karyawan mengerjakan order tersebut. Adapun informasi yang ada di dalam SPK ini antara lain: no order, tanggal, nama staf, customer dan detail item order. Data detail item order sama dengan data saat order akan tetapi tidak ada nilai harga dan total rupiah nya.
Baca selengkapnya

Manajemen Informasi Bengkel 02 – Otomatisasi penggajian komisi penjualan

-
Gambar
Dalam usaha retail khususnya bengkel, ada suatu penghitungan komisi per Teknisi, Asisten Teknisi dan Sales, untuk (Kepala Divisi, Kasir dan QC) yang melekat pada barang dan jasa yang dikerjakan/dijualnya. Sedikit berbeda dengan retail pada umumnya, usaha bengkel merupakan gabungan antara usaha jasa dan dagang. Jika diperbandingkan, pada retail umum, manajemen informasi lebih memonitoring pada arus kas dan jumlah stok barang yang dijual dan beli, dengan asumsi bahwa fee(gaji) yang diterima karyawan adalah tetap per bulannya. Pada usaha bengkel, selain memonitoring arus kas, juga dapat menghitung secara otomatis besar komisi yang diterima oleh teknisi yang mengerjakan order pada rentang waktu tertentu. Kebanyakan para pemilik usaha bengkel, selain memberi gaji pokok,, juga lebih menekankan gaji insentif berupa komisi penjualannya. Komisi penjualan melekat pada item barang, sehingga besar prosen komisinya tidaklah sama. Oleh karena itu, mekanisme penghitungan komisi sangat penting untu
Baca selengkapnya