Laporan Monitoring Transaksi Sistem Informasi Retail
Transaksi pada suatu Sistem Informasi Retail, pada dasarnya hanya dua, yaitu pembelian dan penjualan. Pembelian, jika pembayaran kurang, maka akan menimbulkan Hutang pada Supplier tertentu. Begitu juga jika Penjualan jika pembayaran kurang, maka akan menimbulkan Piutang. Dari 2 transaksi utama tadi, sudah menciptakan transaksi turunan, yaitu pembayaran hutang ke Supplier dan pelunasan Piutang dari Customer/pelanggan.
Transaksi turunan pembayaran hutang / piutang tadi baru terkait dengan uang. Apabila transaksi pembelian/ KONSINYASI (titipan barang dari Supplier), maka terjadi transaksi retur yang akan melibatkan jumlah stok barang (mengurangi jumlah di Toko) serta mengurangi hutang Toko ke Supplier. Bergitu sebaliknya dengan transaksi retur penjualan.
Terkait dengan RETUR, khususnya retur konsinyasi,langkah-langkah transaksi sbb:
1. dimulai dari pencatatan pembelian dengan nilai BAYAR = 0 (nol), asumsi tidak mengeluarkan uang kas (hanya dititipi barang), maka:
2. menimbulkan data hutang pada no faktur di transaksi pembelian
3. saat Supplier akan datang (lagi) pd periode tertentu,maka hitunglah sisa barang yang akan dikembalikan/Retur
4. Catatlah pada transaksi RETUR, untuk mengurangi jumlah stok barang dari Supplier sesuai faktur konsinyasi/pembelian sekaligus mengurangi hutang, sehingga menjadi hutang terkini (pada no faktur itu)
5. Catatlah pada transaksi pelunasan HUTANG
Jika dibuat seuatu laporan monitoring transaksi, maka retur barang pembelian sejumlah barang dengan nilai retur nya, tidak dihitung sebagai UANG KAS. Karena dalam kenyataannya, nilai retur itu tidak ada (artinya barang dibawa lagi oleh Supplier, shg tidak berujud Pendapatan CASH)
Pada laporan suatu transaksi RETUR ditandai font merah, dengan nilai dianggap NOL (tidak dihitung secara akumulatif maupun secara Grand Total), liat gambar dibawah ini
Transaksi turunan pembayaran hutang / piutang tadi baru terkait dengan uang. Apabila transaksi pembelian/ KONSINYASI (titipan barang dari Supplier), maka terjadi transaksi retur yang akan melibatkan jumlah stok barang (mengurangi jumlah di Toko) serta mengurangi hutang Toko ke Supplier. Bergitu sebaliknya dengan transaksi retur penjualan.
Terkait dengan RETUR, khususnya retur konsinyasi,langkah-langkah transaksi sbb:
1. dimulai dari pencatatan pembelian dengan nilai BAYAR = 0 (nol), asumsi tidak mengeluarkan uang kas (hanya dititipi barang), maka:
2. menimbulkan data hutang pada no faktur di transaksi pembelian
3. saat Supplier akan datang (lagi) pd periode tertentu,maka hitunglah sisa barang yang akan dikembalikan/Retur
4. Catatlah pada transaksi RETUR, untuk mengurangi jumlah stok barang dari Supplier sesuai faktur konsinyasi/pembelian sekaligus mengurangi hutang, sehingga menjadi hutang terkini (pada no faktur itu)
5. Catatlah pada transaksi pelunasan HUTANG
Jika dibuat seuatu laporan monitoring transaksi, maka retur barang pembelian sejumlah barang dengan nilai retur nya, tidak dihitung sebagai UANG KAS. Karena dalam kenyataannya, nilai retur itu tidak ada (artinya barang dibawa lagi oleh Supplier, shg tidak berujud Pendapatan CASH)
Pada laporan suatu transaksi RETUR ditandai font merah, dengan nilai dianggap NOL (tidak dihitung secara akumulatif maupun secara Grand Total), liat gambar dibawah ini
Komentar